Tantangan dinas Kebakaran Kota Ternate
Awalludin, Staf Penyuluhan Dinas Kebakaran Kota Ternate |
Agar suatu kota terlindung dari
bahaya kebakaran, diperlukan kota tersebut dibagi-bagi menjadi wilayah-wilayah
manajemen kebakaran (MWK) dan tiap-tiap MWK tersebut membawahi Pos-pos Pemadam
Kebakaran. Penentuan MWK dan Pos pemadam kebakaran tersebut didasarkan pada
potensi dan kerawanan atas kebakaran. Beberapa propinsi membentuk Sekretariat
bersama dengan sarana dan prasarana yang bisa digunakan bersama tergantung
daerah mana yang kebetulan terjadi musibah kebakaran.
Pada umumnya, Dinas Kebakaran mempunyai dua fungsi utama. Pertama,
fungsi pencegahan kebakaran yaitu mengantisipasi dan melakukan usaha preventif
agar tidak terjadi atau mengurangi serta meminimkan risiko terjadinya
kebakaran. Kedua, fungsi penanggulangan kebakaran yaitu segala upaya dan
tindakan penyelamatan pada saat terjadinya musibah kebakaran secara efektif dan
efisien. Oleh sebab itu setiap Kantor Pemadam Kebakaran hendaknya bisa merumuskan kebijakan teknis bidang Pencegahan dan
Penanggulangan Kebakaran. Selain itu juga harus melaksanakan tugas teknis
operasional bidang pencegahan dan penanggulangan kebakaran yang meliputi
pencegahan, pembinaan dan penyuluhan, pengendalian operasional pemadaman serta
sarana dan prasarana pencegahan dan penanggulangan kebakaran
Permasalahan yang umumnya digunakan Dinas
Kebakaran pada saat kinerjanya dinilai jelek oleh masyarakat memang cukup klasik.
Beberapa permasalahan tersebut antara lain: (1)
Kesulitan mencapai lokasi kebakaran; (2) Volume kendaraan/lalu lintas pengguna
jalan cukup padat; (3) Kondisi lingkungan yang tidak menunjang operasional
pemadaman kebakaran; (4) Kurangnya peralatan pemadaman kebakaran Dari berbagai
permasalahan seperti ini sebetulnya Kantor Pemadam Kebakaran memang tidak bisa
berjalan sendiri tanpa koordinasi dengan kantor atau instansi lain yang
berhubungan. Misalnya koordinasi dengan DISHUB, PDAM, PT Telkom, PLN dan sebagainya.
Indikator keberhasilan Dinas Kebakaran mempunyai karakteristik
yang sama dengan organisasi sektor publik pada umumnya terutama yang yang pure
non profit. Indikator ini sangat berbeda dengan sektor bisnis karena sifat
output yang dihasilkan Dinas Kebakaran ini lebih banyak bersifat intangible
output. Dengan demikian indikator finansial saja tidak cukup untuk mengukur
tingkat keberhasilan Kantor Pemadam Kebakaran. Dalam arti bahwa pengukuran
keberhasilan Kantor Pemadam Kebakaran mestinya dilakukan secara komprehensif
yang meliputi aspek finansial dan non finansial baik bersifat tangible
maupun intangible. Indikator keberhasilan yang didesaian harus
mempertimbangkan indikator ekonomi, efisiensi, dan efektivitas baik dilihat
dari sudut stakeholders dan finansial maupun dari perspektif pelanggan .
Sebagaimana dipaparkan di atas, Dinas Kebakaran mempunyai fungsi
utama yaitu pencegahan kebakaran dan pemadaman kebakaran. Pencegahan kebakaran
meliputi semua program, kebijakan, dan kegiatan yang dimaksudkan untuk mencegah
terjadinya kebakaran. Fungsi pemadaman kebakaran meiputi semua program,
kebijakan, dan kegiatan yang ditujukan untuk menanggulangi atau mengatasi
kebakaran pada saat bencana tersebut terjadi. Dalam rangka menilai tingkat
keberhasilan Kantor Pemadam Kebakaran ini hendaknya dipertimbangkan kedua
fungsi utama tersebut. Dalam arti terdapat indikator keberhasilan untuk program
dan kegiatan pencegahan dan juga ada indikator keberhasilan untuk program dan
kegiatan pemadaman kebakaran. Masing-masing fungsi ini bisa diklasikasikan dan
diidentifikasi indikator keberhasilan pada input, proses, output, outcome,
manfaat, dan juga dampaknya.
Tantangan dinas Kebakaran Kota Ternate
Reviewed by DINAS KEBAKARAN KOTA TERNATE
on
23.13
Rating:
Post a Comment